Indikator asam basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu
pada pH tertentu. Sebagai contoh, bromtimol biru (BTB) berwarna kuning
dalam lingkungan yang asam, berwarna biru dalam basa, dan berwarna hijau
pada netral. Indikator asam basa juga dapat menggunakan tumbuhan baik
daun, bumbu, bunga, dan sebagainya.
Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan indikator asam
basa apa saja yang dapat dipakai dari tumbuhan.
Alat & Bahan
Tabung Reaksi
Gelas Takar
Pipet
Lumpung Tumbuk
Kertas Lakmus
Kertas Indikator Universal
Kunyit
Bugenville
Aquades
Larutan HCl
Larutan NH₄OH
Langkah Kerja
Tuang larutan HCl dan larutan NH₄OH ke dalam gelas beaker
masing-masing, sebanyak 20ml.
Ambil mahkota bunga Bugenville atau kupas kulit serta potong tipis
kunyit.
Haluskan dengan penumbuk lalu beri sedikit air hingga menjadi ekstrak.
Siapkan 6 tabung reaksi:
Setiap 3 tabung diisi ekstrak alami, berupa ekstrak bunga
Bugenville dan ekstrak kunyit.
Setiap 2 tabung ekstrak diberi larutan HCl, tanpa larutan dan
diberi larutan NH₄OH
Uji menggunakan kertas lakmus dan indikator universal. Amati
perbedaannya dan catat perubahan warnanya pada tabel.
Hasil Pengamatan
Bahan
Asam
Netral
Basa
Bugenville
Ungu Tua
Ungu
Ungu Cerah
Kunyit
Kuning Cerah
Kuning
Kuning Tua
Pertanyaan
Bagaimana perubahan warna yang terjadi sebelum dan sesudah ditambahkan
larutan Asam dan Basa?
Setelah ditambahkan Asam dan Basa, kedua bahan organik tersebut
mengalami perubahan warna namun berbeda. Pada Bugenville, Asam
lebih gelap dari Basa, sedangkan pada Kunyit, Asam lebih cerah
dari Basa.
Apakah bahan alami yang diujikan dapat digunakan sebagai indikator
Asam Basa?
Bahan alami yang digunakan bisa digunakan untuk menguji indikator
Asam Basa karena adanya perubahan warna serta perubahan pH.
Pembahasan
Dalam praktikum ini digunakan dua bahan alami, yaitu mahkota bunga
Bugenville dan kunyit, untuk diuji sebagai indikator asam-basa.
Bugenville menunjukkan perubahan warna: pada kondisi asam (HCl)
warnanya menjadi ungu tua, pada kondisi netral (tanpa perlakuan) ungu,
dan pada kondisi basa (NH₄OH) menjadi ungu cerah. Perbedaan intensitas
warna ungu ini membuktikan adanya respon terhadap perubahan pH,
meskipun perubahannya tidak terlalu mencolok.
Kunyit menunjukkan hasil yang lebih jelas: pada kondisi asam warnanya
kuning cerah, pada kondisi netral tetap kuning, dan pada kondisi basa
berubah menjadi kuning tua. Hal ini sesuai dengan sifat kunyit yang
mengandung kurkumin, senyawa yang sensitif terhadap perubahan pH
Dari pengujian tambahan menggunakan kertas lakmus dan indikator
universal, hasilnya konsisten: larutan asam (HCl) menunjukkan pH rendah
dengan lakmus biru berubah menjadi merah, sedangkan larutan basa (NH₄OH)
menunjukkan pH lebih tinggi meskipun lakmus merah tidak berubah.
Secara umum, perubahan warna pada ekstrak alami membuktikan bahwa zat
tersebut dapat berfungsi sebagai indikator, meski tingkat kejelasan
perubahannya berbeda. Kunyit cenderung memberikan perubahan warna yang
lebih kontras dibanding Bugenville.
Kesimpulan
Ekstrak bunga Bugenville dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator
alami asam-basa.
Bugenville menunjukkan perubahan warna dari ungu tua (asam), ungu
(netral), hingga ungu cerah (basa).
Kunyit menunjukkan perubahan warna lebih jelas, dari kuning cerah
(asam), kuning (netral), hingga kuning tua (basa).
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa bahan alami mengandung
senyawa yang peka terhadap perubahan pH, sehingga berpotensi sebagai
alternatif indikator kimia sintetis.